Kerajaan Sitimbago

Kerajaan Lama di Sawahlunto

Oleh: Redaksi Sawahlunto Museum News

Menurut cerita masyarakat setempat, jauh sebelum kedatangan orang Belanda telah ada pemukiman di Lembah Segar. Pemukiman ini menjadi pusat bagi Kerajaan Sitimbago, sebuah kerajaan yang kuat dan memiliki angkatan perang yang ditakuti oleh nagari-nagari sekitar.

Terdapat dua versi dalam masyarakat Kota Sawahlunto mengenai legenda kerajaan ini. Versi pertama ialah kerajaan ini merupakan kerajaan makmur, rakyatnya hidup rukun dan damai, serta dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Kerajaan ini juga ini memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih.

Sawahlunto Masa Sekarang
Foto: Koleksi MGR

Tersebutlah di Nagari Silungkang dan Padang Sibusuk, kedua nagari ini memiliki aliansi pasukan yang bernama Pasukan Gajah Tongga Koto Piliang. Karena penguasaan mereka terhadap jalur perdagangan emas dari darek ke hilir Batang Hari maka mereka berhasil memiliki sebuah senjata yang mereka namai “Setengga”. Konon kabarnya persenjataan jenis ini merupakan senjata yang didapat dari perdagangan dengan Orang Portugis di hilir Sungai Batang Hari. Sebelum dimiliki oleh Gajah Tongga Koto Piliang, senjata ini dimiliki oleh Angkatan Laut Portugis. Senjata inilah yang menjadi andalan mereka dalam berperang.

Guna memperluas daerah kekuasaan mereka, para pemuka Nagari Silungkang dan Padang Sibusuk memutuskan untuk menjalin aliansi dengan Nagari Kubang. Yang menjadi sasaran penaklukan ialah Kerajaan Sitimbago yang berada di Lembag Soegai. Penyerangan akan dilakukan dengan cara pengepungan. Pasukan dari Nagari Silungkang dan Padang Sibusuk akan melakukan pengepungan dari arah Kubang Serakuk. Sedangkan pasukan Nagari Kubang akan mengepung dari daerah Batu Tajam dan dataran tinggi Lubuak Simalukuik. Baca lebih lanjut