Potensi Wisata Sawahlunto

Oleh: Redaksi

pasa

JL. A. Yani di Sawahlunto.
Dimana terdapat banyak bangunan tua disekitar jalan ini.
Foto: Koleksi MGR

Sawahlunto merupakan satu-satunya kota di Sumatera Barat yang memiliki komposisi penduduk yang multi etnis. Hal ini tentu tidak terlepas dari sejarah dari kota itu sendiri. Sebagai sebuah kota, Sawahlunto resmi berdiri pada tanggal 1 Desember 1888. Pertumbuhan Sawahlunto sebagai sebuah kota tidak terlepas dari penambangan batubara. Setiap gerak kehidupan selalu terkait dengan pertambangan batubara.

Pada permulaan berdirinya Sawahlunto sebagai kota tambang, Perusahaan Tambang Ombilin dan Pemerintah Kolonial Belanda banyak mendatangkan kuli-kuli tambang dari luar daerah. Kuli asal Jawa merupakan yang terbanyak, kemudian Cina, Bali, Madura, Batak, dan Bugis. Buruh-buruh yang berasal dari penduduk setempat (Minangkabau) juga ada, namun mereka merupakan tenaga lepas yang bebas datang dan pergi. Bagi mereka (penduduk setempat) pertambangan hanya pekerjaan tambahan disamping bertani.

Sawahlunto banyak memiliki peninggalan bersejarah dari masa Kolonial Belanda, peninggalan ini baik itu berupa bangunan fasilitas umum, rumah-rumah, dan bekas-bekas pabrik atau areal pertambangan. Pada kawasan pusat kota banyak didapati bangunan-bangunan kuno seperti yang terkenal ialah bangunan Societet atau sekarang bernama Gedung Pusat Kebudayaan, kemudian Wisma Ombilin, Gedung Koperasi PT.BA, Geraja Katolik, Bangunan Kantor PT.BA, Stasiun Kereta Api, Rumah Dinas Residen yang sekarang menjadi Rumah Dinas Walikota, Roemah Ransoem yang sekarang telah menjadi museum, dan Saringan yang sekarang menjadi Kantor Dinas Pariwisata dan Kantor Pemadam Kebakaran.

Bangunan peninggalan Zaman Kolonial Belanda merupakan andalan Kota Sawahlunto dalam menarik wisatawan. Hal ini tidak terlepas dari keinginan untuk menyematkan prediket Belanda Kecil kepada Sawahlunto. Berbagai peninggalan zaman Belanda menjadi magnet utama dalam menarik wisatawan ke Kota Sawahlunto. Namun sudah semenjak lama pemerintah kota mencari potensi lain, salah satunya ialah dengan membangun Waterboom di Muaro Kalaban. Yang tak kalah pentingnya ialah proyek pembangunan Taman Kandi (The Kandi Park) yang sekarang masih bernama Taman Satwa Kandi. Wisata air, kebun binatang, areal pacuan kuda, dan sekarang yang sedang di bangun ialah Dreamland. Semuanya berada dalam lingkungan Taman Satwa Kandi. Baca lebih lanjut